Kamis, 02 Desember 2010

Apakah Ice cream membuat batuk?

Ice cream pasti menjadi makanan favorit siapa saja, terutama anak-anak. Tetapi, makanan ini diam-diam menimbulkan banyak problem bagi sebagian penikmatnya. Misalnya, ada orang yang jadi sakit kepala saat merasakan sensasi dingin dari ice cream. Ada juga yang tenggorokan jadi perih setelah makan ice cream. Atau, masih ingat ketika ibu Anda melarang Anda makan ice cream dan mengatakan, "Jangan makan es dulu ya, kamu kan lagi batuk?"

Benarkah ice cream adalah penyebab itu semua? Apa saja fenomena yang ditimbulkan oleh ice cream?

Sakit kepala dan tenggorokan perih
Sebuah edisi Harvard Women's Health Watch tahun 2009 pernah menjelaskan bahwa suhu dingin menyebabkan tekanan darah mengerut, dan cepat membesar kembali. Reseptor nyeri di dekatnya lalu akan memicu saraf trigeminal sebagai sinyal rasa sakit. Salah satu cara untuk memulihkan rasa sakit itu adalah dengan melengkungkan lidah, lalu menekannya di langit-langit mulut. Atau, makan saja perlahan-lahan.

Bila Anda jadi terbatuk-batuk setelah makan ice cream (atau minuman dingin lainnya), kemungkinan hal ini disebabkan oleh perubahan suhu yang ditimbulkan. Akibatnya, saluran pernafasan jadi teriritasi. Kemungkinan lainnya, karena produk olahan susu biasanya mempengaruhi air lius, dan hal ini bisa menyebabkan lendir yang kental, yang bisa mengiritasi bagian belakang tenggorokan. Saat itulah Anda merasa ingin batuk.

Namun, kebalikan dari apa yang Anda kira, menurut para dokter anak ice cream ternyata bisa mengurangi nyeri pada tenggorokan. Namun perlu diketahui lebih dulu, apakah radang tenggorokan tersebut disebabkan oleh infeksi virus, atau infeksi bakteri? Jika penyebabnya infeksi virus, rasa nyeri itu akan hilang dengan sendirinya. Sedangkan bila infeksi bakteri penyebabnya, Anda butuh antibiotik untuk menyembuhkannya.

Nah, menurut Russell Steele, MD, profesor dan wakil ketua Department of Pediatrics di Louisiana State University School of Medicine, New Orleans, bila yang Anda alami adalah radang akibat infeksi virus, ice cream bekerja lebih baik daripada makanan apa pun untuk meredakan nyeri tersebut.

Seringkali, radang tenggorokan terjadi karena sistem kekebalan Anda sedang terganggu. Pada saat seperti ini, Anda perlu makan makanan yang baru dimasak, makanan bergizi yang akan memberikan Anda kekuatan untuk memerangi infeksi tersebut. Anda juga perlu menghindari makanan yang bisa mengiritasi tenggorokan, seperti cokelat atau permen (saat ditelan). Begitu juga makanan yang asam seperti jus lemon, jus cranberry, atau acar timun. Kadang-kadang, makanan pedas juga berguna, berkat kandungan capcaisin-nya. Namun, efeknya pada setiap orang berbeda. Anda bisa saja kurang cocok dengan makanan pedas.

Makanan yang disarankan adalah yang lunak, seperti sup ayam, dan tentunya ice cream tadi. Lucinda Halstead, MD, asisten profesor di Department of Otolaryngology and Communicative Sciences di Medical University of South Carolina in Charleston, menyarankan untuk mendiamkan dulu ice cream dalam suhu ruangan beberapa menit sebelum menyajikannya.

"Apa pun yang terlalu dingin, bisa tidak nyaman ketika ditelan," katanya. Kecuali, bila Anda atau si kecil bisa mentoleransi rasa dingin tersebut.

Sumber : Shine- kesehatan.kompas.com

Lihat juga:
Dim Sum

Rabu, 01 Desember 2010

Restoran Ootoya

Inilah menu rumahan ala Jepang: semangkuk nasi organik dan lauknya berupa hidangan okazu atau ikan laut semacam makarel, salmon, atau tuna yang dipanggang atau digoreng dengan bumbu saus miso, dashi, atau kecap Jepang.

Untuk pelengkapnya, ada asinan, sup, dan sayuran. Atau bisa juga dicoba hidangan serupa dengan ikan makarel panggang yang disajikan dengan parutan lobak Jepang.

Lho, kok hidangan itu tak berbeda dengan hidangan rumahan Indonesia, ya? Apa kabar Sushi, sashimi, dan sukiyaki khas Jepang yang mendunia itu? Nanti dulu, ada cerita menarik dari Restoran Ootoya, tempat makanan rumahan ala Negeri Sakura ini dihidangkan.

"Memang masakan rumahan orang Jepang sebenarnya tak jauh berbeda dengan masakan Indonesia. Kebanyakan hidangan ikan hanya dibedakan oleh bumbu dan jenis ikannya," kata Shienny Lie, Manajer Operasional Rumah Makan Ootoya, di Plaza Indonesia, Kamis pekan lalu.

Set hidangan okazu ini, menurut Shienny, merupakan masakan rumahan paling umum di seluruh kepulauan Jepang. Sementara tak semua orang Jepang menyantap sushi, sashimi, atau sukiyaki setiap hari.

"Sushi, sashimi, dan sukiyaki adalah menu khusus yang dimakan orang Jepang pada waktu tertentu," kata Shienny. Sushi dan sashimi umumnya dihidangkan pada jamuan makan malam resmi. Sedangkan sukiyaki adalah masakan yang dinikmati pada hari terdingin dalam setahun di negara empat musim itu.

Selain okazu, hidangan mi (men-rui) sering dikonsumsi dalam keseharian masyarakat Jepang. Salah satunya Miso Nikumi Udon. Untuk menu ini, Toyokazu Ikeda, chef kepala di Rumah Makan Ootoya, menjelaskan cara pembuatannya.
"Udon dimasak dengan menggunakan dua macam pasta miso. Kemudian direbus dengan caisim, shitake, ayam panggang, daun bawang, wortel, tahu, sawi putih, dan dihiasi dengan telur setengah matang di atasnya," katanya. Rasanya, hmm... khas mi Jepang dengan kuah manis-asam.

Ada pula masakan bergaya donburi (satu mangkuk nasi dengan topping sayur dan lauk). Chicken Katsu Tojidon disediakan dalam mangkuk nasi dengan ayam goreng tepung yang disiram dengan campuran saus, bawang bombai, dan telur. Di antara semua menu yang Tempo coba, menu yang mirip nasi goreng ini tampaknya bakal paling cocok bagi lidah orang Indonesia.

Hidangan nabe (kukusan) dan yaki (panggang dan goreng) seperti tersedia. Menurut Shienny, bangsa Jepang menyantap makanan yang relatif sederhana dalam kesehariannya. "Tapi disiapkan secara cermat dari sisi gizi atau jumlah kalori makanan. Ini yang jadi keunggulan masakan Jepang," kata dia.

Rumah Makan Ootoya didirikan oleh Mitsumori Eiichi di Stasiun Subway Ikebukuro, Tokyo, pada 1958. Franchise ini telah berkembang menjadi 250 outlet yang tersebar di Asia tahun ini, tiga di antaranya di Indonesia, berlokasi di Senayan City, Pacific Place Mall, dan Plaza Indonesia.

Meskipun Ootoya merupakan rumah makan franchise, penyajiannya berbeda dengan rumah makan franchise lainnya. "Masakan baru dimasak setelah dipesan, made to order. Jadi masakan akan tetap segar ketika dihidangkan," kata Shienny.

Baru-baru ini, Ootoya juga menyediakan menu sushi dan sashimi untuk pelanggannya. "Sushi dan sashimi bukan menu harian orang Jepang. Tapi, karena banyaknya permintaan, kami menyediakan menu ini," kata Shienny. Soal harga, Rumah Makan Ootoya mematok banderol makanan mereka Rp 30-70 ribu. | AMANDRA MUSTIKA MEGARANI

Sushi Vs Sashimi

Keistimewaan sushi serta sashimi terletak pada teknik memotong dan kesegaran ikannya. Toyokazu Ikeda, chef kepala di Rumah Makan Ootoya, menunjukkan demo memasak sushi dan sashimi dalam media gathering pekan lalu.
"Perbedaan antara sushi dan sashimi terletak pada nasi. Sushi selalu dipasangkan dengan nasi, sementara sashimi dapat langsung dinikmati dengan cuka atau wasabi," kata Ikeda dalam bahasa Indonesia yang cukup fasih.

Perbedaan lainnya terletak pada tebalnya potongan ikan. "Untuk sashimi, potongannya berjarak 50 milimeter, sementara sushi tak lebih dari 5 milimeter." Ootoya menyediakan sashimi dan kaisendon (seafood mix) yang dihidangkan bersama wasabi, cuka, dan saus.

Ada berbagai jenis sushi. Ootoya menyediakan sushi jenis nigiri dan maki. Nigirizushi adalah potongan daging sushi yang ditempelkan di atas ikan. Adapun makizushi dibuat dengan cara menggulung daging sushi dan nasi dengan bantuan rumput laut kering (nori) serta tikar bambu.

Daging sushi dan sashimi bermacam-macam: dari udang, tuna, cumi, salmon, bawal mutiara, sampai gurita. "Khusus untuk gurita, tidak boleh dimakan mentah. Harus matang benar," kata Ikeda. Kalau tak matang, daging gurita--yang konon bermanfaat untuk membuat pria perkasa--bisa membuat tubuh gatal-gatal. | AMANDRA MM

Sumber : tempointeraktif.com

Lihat juga:
Sate
Steak

Lezatnya Soto Angsa

Soto merupakan makanan yang banyak disukai oleh masyarakat. Banyak variasi dari soto, seperti soto daging sapi atau soto daging ayam, namun apakan anda pernah mencoba soto daging angsa. Sepertinya soto angsa patut menjadi menu altenatif, pada saat berbuka puasa maupun nanti ketika lebaran. Kreator soto angsa, Chef Budi Prasetyo mengatakan, pihaknya sengaja memilih daging angsa untuk alternatif karena, jarang digunakan sebagai bahan masakan.

“Jika dimasak dan dirasakan dagingnya tidak kalah enak dengan ayam.” ujar Budi yang juga merupakan Chef Kepala di hotel Lor in. Budi menambahkan, untuk membuat soto angsa tersebut diperlukan daging angsa yang beratnya antara 1,5-1,7 kg. ”Dengan usia angsa antara 4-5 bulan,” terangnya saat ditemui Timlo.net di dapur Lor In. Sedangkan untuk bumbunya sendiri sangat mudah didapat, seperti tomat, seledri, daun bawang.

Cara memasak soto angsa tersebut cukup mudah, setelah angsa dibersihkan rebus angsa selama 4-5 jam dengan menggunakan api sedang. Tekstur dagingnya berbeda sehingga memerlukan waktu agak lama. Selama menunggu daging masak, siapkan bahan-bahan pelengkap seperti ketupat, telur asin, berkedel, kerupuk, jeruk nipis, dan sambel hijau.

Budi menambahkan, menu soto angsa tersebut memang disiapkan untuk menyambut lebaran tahun ini. ”Saya sengaja menghidari membuat makanan yang menggunakan santan.” ungkap Budi. Sementara itu, soto tersebut dapat anda cicipi di Sasono Budjono dengan harga Rp 65 ribu per porsi, atau mungkin anda ingin membuat sendiri di rumah dengan menambahkan kreasi yang lain. Silahkan mencoba.

Sumber : Hendra/Timlo.net

Lihat juga:
Dim Sum
Sour Sally

Bentuk Gelas Wine yang Berbeda

Ternyata, setiap jenis Wine atau anggur memiliki bentuk gelas sendiri-sendiri. Wine yang baik dibedakan dari rasa, bau dan penampilan fisiknya ketika di putar di dalam gelas. Semua hal ini tentunya akan didukung dengan pemilihan gelas yang tepat. Bahkan ada beberapa wine yang dapat menampilkan rasa terbaiknya hanya jika mereka disajikan dalam gelas yang tepat.

Gelas wine memiliki tiga komponen utama:
Dasar (base): merupakan pendukung utama kondisi gelas, dan mempertahankan posisi tetap tegak.
Batang (stem): tempat Anda memegang gelas sehingga tidak akan memindahkan panas tubuh Anda kepada Wine dan juga mencegah Anda meninggalkan bekas di permukaan gelas.
Badan (body): tempat yang menampung semua rasa minuman yang disajikan.

Semua gelas wine didesain agar anggur dapat dinikmati dengan cara yang pas. Desain gelas ini tidak dibuat sembarangan. Pada umumnya, ada empat tipe gelas Wine yang sering digunakan, walaupun dalam kasus khusus aturan ini dapat sedikit berubah.

Gelas Wine merah
Bentuk gelas untuk Wine merah lebih bundar dibanding gelas Wine lainnya. Tangkainya juga lebih kecil karena banyak orang yang cenderung memegang bagian badan gelas ketika menikmati minuman ini. Bagian badan gelas juga dibuat lebih lebar sehingga wine akan lebih banyak bersentuhan dengan udara sehingga membuatnya dapat memancarkan aroma dan rasa yang berani. Rasa kompleks dari anggur merah menjadi lebih lembut ketika bersentuhan dengan udara.

Gelas Wine putih
Gelas untuk anggur putih memiliki bentuk yang ramping dengan batang yang panjang. Bentuk badan gelas ini menyerupai huruf U, sehingga aromanya tersalurkan dengan tepat dan Wine yang ada akan tetap dingin untuk waktu yang lama. Bentuknya yang ramping akan menyebabkan orang memegang bagian batang gelas, sehingga anggur putih yang sangat sensitif terhadap suhu tidak akan terganggu oleh panas tubuh peminumnya.

Bentuk bibir gelas Wine putih ini akan menyalurkan Wine ke bagian samping dan depan dari mulut, sehingga rasa manis Wine putih akan benar-benar mengelus lidah peminumnya. Varian dari gelas Wine putih ini banyak, karena tergantung dari rasa Wine yang disajikan. Kerenyahan, usia Wine yang muda atau tua, bahkan kekuatan Wine putih akan mempengaruhi jenis gelas.

Gelas Wine sparkling
Gelas untuk jenis sparkling mirip dengan gelas Wine putih. Bedanya, badannya sedikit lebih panjang. Bentuk seperti ini akan membantu pada saat anggur dituang, dan menahan karbonasi yang ada di dalam Wine agar tetap terjaga sebanyak mungkin. Tangkainya yang panjang berfungsi mengurangi kontak dengan tubuh karena Wine tipe sparkling, seperti sampanye, sangat sensitif terhadap perubahan suhu atau panas tubuh si peminum.

Gelas Wine pencuci mulut
Dikenal juga sebagai gelas aperitif (minuman keras pemicu nafsu makan). Biasa digunakan untuk menyajikan port, sherry, liquers dan berbagai macam tipe aperitif lainnya. Ukuran standar Wine ini adalah 120 ml, tujuannya adalah untuk membentuk badan yang cukup kecil sehingga Wine akan dikirimkan ke bagian belakang rongga mulut, dan rasa manis dari Wine pencuci mulut ini tidak akan mematikan rasa yang ada di dalam mulut peminumnya. Wine tipe ini biasanya memiliki kadar alkohol tinggi, sehingga gelas kecil akan sempurna bagi penyajian Wine pencuci mulut.

Sumber : Ade Jayadireja-SendokGarpu.com

Lihat juga:
Burger King
Sour Sally