Rabu, 27 Oktober 2010

Keunikan dan Rahasia Bumbu Soto

Soto bisa disebut makanan khas rakyat Indonesia. Di banyak penjuru negeri, bisa ditemukan berbagai macam soto sesuai dengan asalnya. Namanya berbeda-beda, tampilannya bermacam-macam, rasanya pun beragam.

ADA soto yang kuahnya bening, ada pula yang agak keruh. Ada yang menggunakan mi soun atau bihun, ada yang diisi kentang, ada yang dicampur taogc. Bahkan ada juga soto yang hanya kuah saja dan kuah itu diguyurkan ke iga bakar atau orang lebih mengenalnya dengan soto iga bakar.Toh, tetap ada kesamaan karena memang sama-sama soto. Mau soto padang, soto makassar, soto lamongan, soto madura, soto ambengan, atau soto kudus, ciri rasa bumbu yang kental tetap mirip.

"Memang dari sekian cita rasa soto yang ada di Indonesia, rata-rata memiliki kemiripan rasa. Begitu pun dengan bumbu, yang utama sering digunakan adalah kunyit dan laos. Karena, secara umum soto yang bening maupun dengan kuah santan warnanya akan tetap kuning, meski ada yang kuningnya kental ada yang biasa saja," kata Naniek, pedagang soto asal Solo, Jawa Tengah.Banyaknya pilihan soto terlihat jelas di acara Festival Soto Nusantara yang diselenggarakan Warta Kota, pekan lalu, di pelataran Museum Fatahilah, Jakarta Barat.

Setidaknya ada 25 macam soto dari berbagai daerah. Dalam festival itu dapat dirasakan bagaimana detail keunikan rasa soto yang disajikan.Sebagai makanan khas Nusantara, keanekaragaman soto yang dimiliki setiap daerah merupakan gambaran tentang kekayaan kuliner di negeri ini. Meski ada kemiripan rasa, namun dari segi isi dan detail rasa yang terkecap di lidah, soto adalah masakan yang patut untuk dijelajahi kenikmatan rasanya.

"Meski ada yang sama dari bumbu dan rasa secara umum, coba saja bagaimana lekat rasa dan pedas kuah soto makassar, gurihnya soto madura dengan daging ayam kampungnya, kentalnya dan rasa bumbu yang menyedak dari soto padang yang bercampur santan, semua itu cita rasa. Dan, bagi penyuka makanan khas nusantara tentu ini sebuah sensasi yang beda," ujar Rajat, pemilik laos soto Pekalongan.

Jika dilihat dari segi isi soto, hasil racikan soto dari berbagai daerah memang memiliki kekhasan. Mulai dari sekadar daging ayam kampung dan telur, ada juga soto yang diisi sumsum kala sapi, ditambah susu, ada yang menggunakan iga, babat, paru, lalal, sampai urat daging sapi.Keragaman soto makin kentara ketika melihat bagaimana menyajikannya. Yang jelas, soto selalu dikenal sebagai masakan berkuah dan segar.

Bumbu rahasia

Meski soto sudah jadi makanan yang umum, namun sejumlah penjual soto mengungkapkan bahwa soto yang khas biasanya memiliki bumbu rahasia yang turun temurun. Salah satu contoh seperti yang diceritakan oleh Naniek. Di awal tahun 1990-an, ibu empat anak ini pernah menjual soto Madura. Namun, temyata soto buatannya itu tidak seenak soto Madura yang dijual oleh penjual soto di dekat rumahnya.

Menurut Naniek, hal itu dikarenakan adanya resep bumbu rahasia yang sudah turun temurun, yang dimiliki oleh penjual soto. "Rasa soto yang saya buat hanya mirip-mirip saja rasanya. Namun tidak begitu enak karena masih kurang terasa gurih dan segar. Saat diberi perasan Jeruk malah Jadi asem," kata Naniek.Menyoal bumbu rahasia turun menurun ini memang belum pernah ada yang bisa memberikan kepastian kisahnya.

Hal itu hanya selalu diungkapkan oleh penjual soto ketika ada orang yang bertanya tentang bumbu soto apa yang digunakan supaya rasanya gurih dan segar.jika ada pertanyaan soal bumbu, jawaban yang biasa diberikan adalah kuah menggunakan kari dari rendaman tulang, kulit, dan ceker kulit ayam. Ada Juga yang menyebut kunyit dan laos tidak banyak, tetapi menggunakan kari dari tulang dan sumsum sapi."Masalahnya ya itu mas, rahasia. Kami ya biasa menggunakan dan Itu sudah dari dulu orangtua yang bikin soto. Makanya sulit juga diceritakan. Tapi, ya secara umum pasti kuah dlpakeln kari dari rendaman tulang ayam atau sapi," kata Husein, penjual soto Madura (bataviase)


Lihat juga : sushi


dim sum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar